Kebaikan yang Harus Diteruskan

Jadi gini, motor Beat saya kebetulan indikator bensinnya mati. Jadi kita nggak tahu ini motor bensinnya seberapa, kecuali dilihat langsung lewat lubang pengisian bensin. Kemarin malam saya dan istri berdua nyari makan, kebetulan pas habis hujan deras, jalanan banjir banget. Satu hal yang paling ditakuti saat melewati genangan banjir adalah, motor mogok.

Saat melewati banjir yang lumayan dalam di daerah Wadung Asri, motor agak mbrebet, kemudian mogok. Mampus lah, yang ditakuti kejadian beneran.

Akan tetapi, setelah dicek, si motor Beat kesayangan ini ternyata bukan mogok karena banjir. Di dalam tangki bensin terpantau kosong mlompong, alias bensinnya habis. Wadauwm celingak celinguk nggak ada yang jual bensin eceran. Mau ke pom pengisian bensin masih agak jauh.

Yasudah, karena nggak ada pilihan lain, terpaksa motor harus didorong ke pom bensin. Sebagai suami siaga, saya nggak mau dong istri kecapekan jalan. Motor biar saya dorong sendiri, istri saya suruh tunggu di salah satu emperan toko yang sudah tutup.

Gambar ilustrasi

Begitu selang beberapa meter ndorong motor, ada sesosok bapak-bapak yang nawarin bantuan.

"Mari saya dorong mas!"

Saya jawab, "Nggak papah tah pak?"

"Nggak papah mas, biar jadi pahala saya bantu ndorong sampean."

Subhanallah, mulia sekali itu bapak. Singkat cerita, akhirnya saya didorong pakai kaki sampai ke pom pengisian bensin. Alhamdulillah nggak capek-capek banget ndorong motornya.

Saya pun berterima kasih, dan si bapak langsung pergi dengan senyuman yang tulus.

*****

Selesai membayar ke mbak penjaga pom bensin, saya menyalakan motor dan berencana langsung cabut karena istri sudah menunggu di tempat motor mogok tadi. Akan tetapi seketika pandangan mata tertuju ke seseorang yang tadi habis mengisi bensin, namun sukar menyalakan motornya.

"Pedal staternya patah," Ujarnya.

Sempat berpikir untuk ditinggalin saja, istri sudah nungguin nih.

Namun hati kemudian bergejolak, teringat ketika dibantuin bapak-bapak ndorong motor saya saat mogok tadi. Wong tadi saya kesusahan ada orang yang baik hati mau nolongin, masak giliran saya melihat ada orang yang kesusahan nggak mau nolongin sih?

Mungkin ini skenario Allah agar saya membalas kebaikan bapak-bapak tadi dengan menolong orang di depan saya.

"Kalau didorong bisa nyala kan mas?" Tanya saya.

"Iya mas," balesnya.

"ya sudah ayo saya bantu dorong!"

"Nggak papah tah mas?" tanyanya.

"Nggak papah, ayo saya bantu!"

Kemudian dalam waktu singkat, saya bantu dorong motor tersebut. Tidak lama kemudian, motor di-stater dan seketika bisa menyala.

"Alhamdulillah!" ucapnya.

"Ya sudah mas, karena sudah bisa menyala, saya tinggal dulu ya mas, lagi buru-buru." saya kemudian berpamitan.

Si mas yang punya motor tadi mengiyakan dan mengucapkan terima kasih. Sepanjang perjalanan menjemput istri, saya tersenyum. Bahagia itu sederhana kok, bisa membantu orang lain meskipun tanpa effort yang gede juga bisa buat kita tersenyum.

Komentar